Banyak yang bertanya cara koperasi sukses, sebenarnya jawabnya sudah ada sejak ratusan tahun dan semakin terkonsep sejak Bung Hatta mendiskripsikan tugas koperasi dalam sebuah buku. Saat ini terlalu banyak motivator dan trainer yang hanya fokus menjual. Memasarkan produk adalah hal paling penting dalam bisnis, tapi itu hanya ut konteks personal atau paling banter kelompok kecil. Hal ini ironi karena sebagain besar mereka berbicara tentang kemandirian ekonomi bangsa.
Berbicara tentang kemandirian maka konsep ekononomi yang di gagas pak Hatta sudah tepat. Saya perna menulis tentang konsep koperasi Hatta, point penting disana adalah memperbaiki produksi, kualitas, membangun jalur distribusi dan juga memperkuat permodalan.
Bagi koperasi pemasaran bukanlah hal yang njlimet karena jika koperasi dilakukan dengan benar maka captive marketnya adalah anggotanya sendiri. Koperasi yang baik adalah jika 60 % lebih pasarnya adalah anggota. Training pemasaran penting tetapi mendorong produksi lokal sangat penting. Booming marketplace yang konon 90 % produknya adalah produk impor menjadi contoh betapa berbagai pelatihan pemasaran saja hanya akan mendorong semakin banyaknya barang impor masuk dan sayangnya sebagian besar melalu jalur belakang.
Tanpa sadar booming pelatihan bisnis online telah menciptakan kapitalisme yang nyata. Sebagian besar dari kita hanya peduli dengan keuntungan pribadi, saling banting harga di marketplace, memperbesar impor yang pada akhirnya menggerus devisa.
Bahwa booming bisnis online dikalangan generasi milenial itu bagus, saya akui itu tetapi kita juga harus ingat ada tuigas lain yang harus segera diselesaikn yaitu memperkuat produksi, distribusi dan pemasaran, jika tidak resiko kedepanya akan sangat buruk. Pasar online kita saat ini 90 % dikuasai produk impor dan itu akan terus terjadi jika tidak ada motivator yang mendorong tumbuhnya industri manufaktur atau produksi di Indonesia. Tiga langkah koperasi sukses saya rangkum secara singkat sebagai berikut.
Memperkuat Produksi Koperasi
Salah satu tugas besar koperasi dalam kerangka menjadi sokoguru perekonomian Indosia adalah memperkuat produksi dan meningkatkan kualitas produk. Saat ini indonesia masih menjadi pasar yang sangat potensial, tetapi sebagian besar produk produk bukanlah produk dalam negeri, tentusaja hal ini akan membuat ekonomi makro tidak kompetitif karena surplus neraca perdagangan sulit tercapai. Sebut saja produk daging sapi, Bawang, Kedelai dan masih banyak lagi kebutuhan yang sebenarnya bisa kita produksi sendiri tetapi terpaksa harus impor karena kurangnya pasokan dalam negeri. Ada beberapa pihak menyebut produksi dalam negeri cukup, tetapi kenapa masih ada impor? jawabnay adalah pada kualitas produksi yang belum mampu memenuhi kebutuhan2 dengan spesifikasi khusus. Jika di ranah offline sudah sedemikian tidak seimbang, dunia online lebih lebar jomplangnya. Disinyalir 90 % produk yang dijual di marketplace Indonesia adalah produk impor. Beberapa anggota komunitas koperasi.net mencoba memulai fokus terhadap produksi dengan membuat dan menjual produk kecil seperti whiteboard yang ternyata menghasilkan omzet tidak kecil.
Membangun Jalur Distribusi Koperasi
Sudah menjadi rahasia umum jika produk2 vital dikuasai oleh jaringan distribusi tertutup yang dikendalikan oleh beberapa orang saja. Pada suatu kesmpatan penulis berkesempatan berbincang dengan pelaku usaha manufaktur berbahan dasar baja, kami pertanya “kenapa harga produk baja di Indonesia lebih mahal dibanding negara tetangga” jawabanya klise, karena jalur distribusi baja di kuasai oleh beberapa orang dan keran impor baja sulit mengalir. Praktek kapitalis semacam ini tentu tdak mudah di tembus, solusinya adalah membangun jalur distribusi dan pemasaran yang mandiri, tidak tergantung dengan distribusi konvensional. Dalam konteks distribusi akan sangat bagus jika ada koperasi distribusi dan transportasi. Saya sendiri memilih membangun jarigan distribusi ini melalui Koperasi Pemasaran Indonesia yang menyasar pasar online dan campaign online.
Memperkuat Dukungan Finansial
Arti penting dari koperasi simpan pinjam sejatinya adalh memperkuat akses modal anggota. Perbankan seringkali terlalu rumit maka KSP hadir untuk memenuhi kebutuha anggota terhadap modal. Jika persoalan permodalan teratasi maka ketergantugan terhadap Bank akan berkurang. Keuntungan yang diperoleh jelas berlipat ganda, anggota koperasi tidak kehilangan margin yang biasanya diambil oleh bank berupa bunga.
Ketiga aspek diatas harus bekerjasama untuk bisa menciptakan dampak ekonomi yang optimal. Kerjasama ini tidak hanya dalam rangka sharing resiko juga untuk mengoptimalkan manfaat ekonomi anggota. Tentu anda akan bertanya bagaimana teknis manajemen koperasi yang baik? bukankah itu juga bagian dari cara koperasi sukses? Tentu saja, anda bisa melihat tulisan2 kami yang lain di kategori manejmen koperasi.