Terdengar sedikit asing ya, Koperasi kos dan kontrakan memang belum berkembang di indonesia seperti halnya koperasi perumahan. Di negara2 maju koperasi kos dan kontrakan ini disebut sebagai koperasi apartemen. Pengertian koperasi apartemen adalah koperasi yang mengelola gedung yang disewakan kepada anggota dan masyarakat umum. Di negara kita bentuknya tidak harus selalu apartement, bisa berupa kos atau kontrakan yang dimiliki anggota melalui koperasi.
Cara Kerja Koperasi Kos Dan Kontrakan
Tujuan utama dari keberadaan koperasi kos dan kontrakan ini adalah agar setiap konsumen mendapatkan harga yang jauh lebih murah sekaligus menikmati capital gain dari kontrakan yang mereka tempati. Anggota dari koperasi ini nantinya adalah pemilik sekaligus pengguna. Jika anda masih bingung kita bat ilustrasi sederhana.
Untuk memiliki sebuah property di sebuah kota seperti jogja bukan perkara mudah. Saya sudah pernah tulis di posting cara mendapatkan rumah tanpa KPR , harga tanah di seputar jakal dan palagan kisaranya sudah sangat tinggi 3 sd 7 juta, bagi anda yang berpenghasilan dibawah 10 juta perbulan tentu akan kesulitan mendapatkanya. Harga tanah akan semakin cepat meinggalkan pertumbuhan pendapatan anda, 10 tahun lagi anda yang saat ini bergaji dibawah 10 juta masih bisa mendapatkan rumah di jakal km 9 atau 10 mungkin 1 dekade kedepan hanya bisa punya property di sedayu.
Akan sulit memiliki property semahal itu jika sendirian, tapai bagaimana jika rombongan? dengan system sharing ekonomi. Anda yang butuh kos atau kontrakan paviliun tidak punya modal, kemudian anda yang butuh kontrakan dan punya simpanan serta anda yang tidak butuh kontrakan tapi punya modal tabungan namun gak banyak berkumpul untuk membeli property dengan capital gain sangat tinggi di jogja.
K = Konsumen
M = Modal
Kita ambil contoh 20 orang berkumpul dari 20 orang ini ada 4 orang yang membutuhkan kontrakan dan sisanya adalah pemodal. Dari 4 orang yang membtuhkan kontrakan hanya 2 yang memililiki modal. Untuk memenuhi kebutuhan kontrakan 4 orang ini minimal di butuhkan tanah seluas 100 meter persegi yang nantinya akan dibuat 4 kamar paviliun kamar mandi dalam dengan luas 12 meter persegi.
Modal yang dibutuhkan adalah tanah seluas 100 meter persegi, kita ambil di harga 3 juta permeter sehingga membutuhkan total dana 300 juta dan biaya pembangunan minial luas bangunan 60 meter persegi dengan perkiraan biaya 150 juta. Akan ada biaya2 tambahan tapi jumlahnya tidak sangat significant. Total dana yang akan dibutuhkan adalah sekitar 500 juta. dari 18 orang yang memiliki modal masing masing mengumpulkan 28 Juta.
Benefit yang diperoleh pemodal ada 2 pertama mendapatkan bagi hasil kontrakan setiap bulan dan ikut memiliki capotal gain dari kontrakan yang di kelola koperasi. Bagi anggota yang hanya menjadi konsumen hanya akan mendapatkan benefit harga lebih murah. Keuntungan paling besar akan diperoleh konsumen yang sekaligus pemodal, dia akan mendapatkan harga lebih mudah sekaligus bagi hasil.
Berapa besar potensinya? Saat ini Kos kamar mandi dalam ada di kisaran 600 ribu perbulan, maka dengan 4 konsumen setiap bulan akan diperoleh 2,4 Juta. Biaya2 yang terkait dengan penggunaan pribadi kos di tanggung penghuni kos misalnya listrik dan air. Penghasilan 2,4 Juta tadi di bagi 18 orang, masing-masing mendapatkan 133 ribu rupiah, terlihat sedikit, tetapi jika di bandingkan dengan bunga deposito yang menjadi acuan bisnis maka dengan modal 28 juta hanya akan mendapat bunga Rp, 98.000, Yang perlu di ingat juga adalah bahwa pemilik modal memiliki aset dari kontrakan yang akan terus naik nilainya. Bagi konsumen sekaligus pemilik modal keuntunganya bahkan bisa mencapai 10 % setahun ditambah masih memiliki aset dari kontrakan.
Kopma Sebagai Motor Koperasi Kos Dan kontrakan
Koperasi mahasiswa sebenernya adalah lembaga ekonomi yang sangat berpotensi mendorong berdirinya koperasi semacam ini, mebgingat besarnya kebutuhan kos anggotanya. Resiko atas ketidak tertiban pembayan memang ada tetapi itu sangat mungkin diatasi. Anggota koperasi mahasiswa bisa memiliki tabungan yang cukup banyak dari menghemat biaya kos mereka. Fenomena banyaknya orang tua yang membelikan property untuk anaknya saat kuliah juga bisa menjadi peluang besar.
Koperasi karyawan juga memiliki peluang untuk melakukan ini. Karywan yang kebanyakan masih single akan membutuhkan kos, pembayaran akan lebih tertip dengan bekerjasama dengan HRD untuk memotong dari gaji. Kita tidak sekedar berbicara tentang pemenuhan kebutuhan anggota tetapi juga tingginya capital gain yang akan diperoleh koperasi 1 dekade kedepan.